Rahasia Kealiman Kh. Misbah (Penulis Tafsir Al-Iklil)
Mbah Misbah, begitu dia bersahabat disapa ialah ulama kenamaan yang masyhur pada masanya. Berbagai kitab-kitab kuning klasik, telah berhasil ia terjemahkan. Bahkan, sekelas Kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Ghozali pun sanggup ia alih bahasakan ke dalam literatur Bahasa Jawa (Arab Pegon).
Saking alimnya, banyak orang yang ingin tau atas resep kehebatannya. Bagaimana ia sebegitu alimnya? Hingga banyak kitab klasik yang telah ia terjemahkan dengan baik, sehingga banyak digemari orang, untuk dijadikan rujukan (referensi).
Hingga alhasil ada salah seorang kiai yang memberanikan diri untuk bertanya:
"Permisi mbah yai, maaf sebelumnya, aku mau bertanya.” kiai itu mengawali maksudnya.
“Oh, iya. Mau tanya apa?” jawab Mbah Misbah
"Anda kok sanggup alim ibarat itu, resepnya apa ya? Sungguh, aku juga ingin arif ibarat Anda.” tanya kiai itu
Sejenak, Mbah Misbah terdiam. Sepertinya dia sedang menerawang,
“Bagaiman engkau sanggup pandai, kalau dirimu saja memelihara anjing.” ujar Mbah Misbah bernada tinggi.
Kiai tersebut kaget bukan kepalang. Bagaimana sanggup Mbah Misbah menuding ia memelihara anjing di rumah? Sungguh, untuk mendekatpun ia enggan, apalagi hingga memelihara.
Setelah termenung beberapa saat, dangan mantap ia berkata,
“Sungguh mbah, aku tidak memelihara anjing.” sahut kiai itu
“Itu lho, televisimu. Bukankah hal itu sanggup menampilkan banyak sekali macam gambar? Pun dengan (gambar) anjing.” terperinci Mbah Misbah
Akhirnya, kiai tersebut pun tertunduk malu. Malu alasannya ialah ia tidak begitu jeli dalam memaknai pernyataan Mbah Misbah.
Ia pun tersadar, betapa tidak diragukan lagi kealiman Mbah Misbah. Selain itu, kehati-hatian dia dalam menjauhi kasus haram pun juga teruji. Teringat ia akan hadits Rasul:
ففي الصحيحين وغيرهما عن أبي طلحة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " لا تدخل الملائكة بيتاً فيه كلب ولا صورة
(termaktub) dalam kitab Shahih Bukhari Muslim dan lainnya diriwayatkan dari Abi Thalhah ra. dari Nabi Muhammad saw.: "Malaikat tidak akan masuk kepada rumah yang didalamnya terdapat anjing dan juga gambar."
Ya, bagaiman ia sanggup sealim Mbah Misbah Bangilan? Jika Malaikat pembawa segala rezeki dan rahmat saja enggan singgah di rumahnya.
Sedang, Mbah Misbah, jangankan televisi. Hanya sekedar gambar pun tak didapati di kediaman beliau. Demi menjaga dari kasus yang tidak disukai oleh Allah, sekalipun itu diperbolehkan.
Hikmahnya, betapa kewira'i-an (kehati-hatian menjauhi kasus yang syubhat, apalagi kasus haram) sangat besar lengan berkuasa terhadap tingkat kealiman dan kesalehan seseorang. Untuk itu, penting kiranya dalam menjaga putra-putri yang masih dalam proses belajar, terhadap kasus yang haram, bahkan syubhat sekalipun.
Sumber: Situs PBNU
Comments
Post a Comment