Cara Menangani Murid Yang Nakal (Bandel)
Sudah menjadi belakang layar umum barangkali, di tiap kelas baik di sekolah umum maupun madrasah, ada saja anak badung atau nakal, meski dalam batas-batas tertentu. Misalnya, suka menciptakan onar, mengganggu sobat dan menciptakan gaduh. Hal ini, sedikit banyak, tentu mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas.
Menangani hal ini, ada aneka macam cara yang dilakukan guru atau ustadz di kelas, mulai dari menghukum hingga mencibirnya sebagai pola yang tidak baik untuk ditiru. Respon yang demikian ini, kadang tidak solutif. Alih-alih menciptakan sang anak berhenti, yang ada justru semakin badung dan menjadi-jadi.
KH. Saifuddin Zuhri (Ayahanda Lukman Hakim Saifuddin/Menteri Agama), selain sebagai tokoh pergerakan nasional, komandan milisi Islam Hizbullah dan mantan Menteri Agama RI (era Presiden Soekarno), dia juga dikenal sebagai pendidik. Dalam otobiografinya yang legendaris, Guruku Orang-orang dari Pesantren, ia banyak menceritakan pengalamannya dalam mendidik. Salah satu hal yang diungkapkan, yakni bagaimana cara seorang guru menangani murid yang badung atau nakal.
“Anak yang bersangkutan dipanggil ke muka kelas, diberi pesan yang tersirat dan peringatan seperlunya. Atau menahan dia pada jam mengasoh (istirahat–red) untuk sekali lagi diberi pesan yang tersirat dan peringatan. Atau dengan jalan saya panggil ke rumah. Aku tanyakan kepadanya, apakah cukup saya sendiri yang menasihati, atau semoga saya serahkan kepada orang tuanya untuk dinasihati?” demikian tulis ayahanda Menag RI Lukman Hakim Saifuddin.
Tak hanya itu, jurnalis NU tersebut juga masih memberi opsi yang tak kalah jitu, dengan menulis sebagai berikut: “Ada lagi dengan cara lain. Anak itu saya dekatkan di hatiku. Aku panggil ke rumah untuk membantu pekerjaanku yang tidak ada hubungannya dengan sekolah. Misalnya saya ajak menyertai saya ke pasar membeli bibit tanaman dan dia kusuruh menemani saya menanam bibit itu di halaman rumahku. Pokoknya saya dekatkan dengan hatiku dan kuinsyafkan bahwa saya sangat sayang kepadanya,” tulisnya.
Dengan demikian, ungkap Kiai Saifuddin, pada umumnya ia berhasil mengakibatkan anak yang bandel, nakal, menjadi redam. Meski begitu, imbuhnya, tidak dapat sekaligus, memerlukan sedikit waktu dan kesabaran.
Dalam teori dan buku-buku, hal ini biasanya dibahas dalam psikologi pendidikan. Bagi anda para ustadz ataupun guru yang mempunyai murid badung – selain dengan doa – ada baiknya menerapkan saran, tawaran dan kiat dari tokoh NU ini. Secara empirik, dia telah menunjukan keberhasilannya dalam menaklukkan belum dewasa yang membandel. Semoga berhasil.
Sumber: Situs PBNU
Comments
Post a Comment