Amal Yang Paling Disukai Nabi
Umat Islam meyakini bahwa hidup tidak hanya sekali. Setelah meninggal kelak, kita percaya akan ada kehidupan lain yang berbeda dengan kehidupan dunia. Karenanya, kita dianjurkan untuk mempersiapkan bekal dan modal sebanyak-banyaknya guna menghadapi kehidupan di akhirat.
Dalam berinfak pun kita berharap semoga amalan yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Meskipun tidak pernah bertemu pribadi dengannya, nasehat dan sikap dia terdokumentasi rapi dalam kitab-kitab hadits.
Amalan memang menjadi modal utama di akhirat, tetapi Islam tidak pernah meminta pengikutnya berinfak melebihi kemampuannya. Beramallah sesuai dengan kemampuan. Semasa hidupnya, Rasul pun sering mengingatkan sahabatnya yang berinfak berlebihan. Mereka berinfak sebanyak-banyaknya sampai melupakan hak tubuhnya, yaitu istirahat.
Dalam “Mustakhraj Abi ‘Awanah” karya Abu Awanah An-Naisaburi, dikisahkan bahwa seorang perempuan pernah berkunjung ke rumah Aisyah. Ia tiba dalam keadaan lemah dan mengantuk. Rasulullah pun melihat dan bertanya kepada Aisyah:
“Siapa perempuan ini?"
“Ini si fulanah, semalam dia tidak tidur,” Jawab Aisyah.
“Lakukanlah amalan yang sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak pernah merasa bosan, melainkan kalian yang suka bosan,” ujar Nabi SAW menasihati.
Setelah mendengar pesan yang tersirat Nabi ini, Aisyah selalu memberikan petuah Nabi ini kepara para sobat yang lainnya. Karenanya, saat ada orang bertanya kepada Aisyah, terkait amalan apa yang disukai Nabi, ia pribadi menjawab:
كان أحب العمل إليه الدائم
“Amalan yang paling disukainya ialah amalan yang dilakukan terus-menerus.” (HR. Ahmad)
Amalan yang disukai Nabi SAW ialah amalan yang istiqamah, sekalipun amalan itu sederhana dan kecil. Apapun amalan yang kita lakukan akan disukai Nabi SAW selama dilakukan terus-menerus dan istiqamah. Sebagaimana diketahui, istiqamah berinfak tentu tidak semudah mengucapkannya. Butuh perjuangan keras untuk mewujudkannya. Sebab itu, ada ulama yang mengatakan, “Jadilah kalian pencari istiqamah dan jangan mencari karamah.”
Sahabat Bilal pernah ditanya Rasulullah SAW sesudah shalat Subuh, “Wahai Bilal, apakah amalan yang paling sering kau lakukan? Karena saya mendengar bunyi langkah kakimu di surga.” Bilal menjawab, “Aku tidak melaksanakan amalan apapun melainkan saya membiasakan shalat sunah sesudah berwudhu, baik siang ataupun malam’.” (HR. Bukhari)
Kisah Bilal ini menawarkan bahwa ia memperoleh nirwana sebab keistiqamahannya dalam beramal. Meskipun amalan yang dilakukan Bilal terlihat sederhana, yaitu membiasakan shalat sunah sesudah berwudhu. Artinya, apapun amalan yang kita lakukan, akan mengantarkan kita pada keridhaan Allah SWT, selama dilakukan secara istiqamah.
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
Comments
Post a Comment